Profil Desa Munjungagung
Ketahui informasi secara rinci Desa Munjungagung mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Munjungagung di Kramat, Tegal, merupakan pusat ekonomi pesisir yang unggul di sektor perikanan dan pariwisata Pantai Larangan. Berlokasi strategis di jalur Pantura, desa nelayan ini terus tumbuh, memadukan tradisi bahari dan pembangunan infrastruktur
-
Pusat Ekonomi Perikanan
Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya pada hasil laut, menjadikan Munjungagung salah satu desa nelayan terpenting di pesisir Kabupaten Tegal
-
Destinasi Wisata Pesisir
Keberadaan Pantai Larangan menjadi daya tarik utama yang terus dikembangkan oleh pemerintah desa sebagai motor penggerak pariwisata lokal
-
Lokasi Strategis dan Budaya Bahari
Terletak di jalur Pantura dan memiliki tradisi kuat seperti Sedekah Laut, desa ini memadukan aksesibilitas modern dengan kearifan lokal yang terjaga

Desa Munjungagung, yang terletak di Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, menampilkan diri sebagai sebuah etalase dinamis di pesisir utara Jawa Tengah. Dikenal luas sebagai salah satu desa nelayan paling vital di wilayahnya, Munjungagung memadukan kekuatan ekonomi berbasis perikanan dengan daya tarik wisata Pantai Larangan yang kian populer. Posisinya yang strategis di jalur arteri Pantura menjadikan desa ini tidak hanya sebagai pusat aktivitas bahari, tetapi juga sebagai gerbang penting yang menghubungkan berbagai wilayah, menunjukkan potensi besar untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
Geografi dan Wilayah Administratif
Secara geografis, Desa Munjungagung berada di kawasan pesisir yang landai, menghadap langsung ke Laut Jawa. Letak ini secara fundamental membentuk karakter sosial dan ekonomi masyarakatnya. Lokasinya yang berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat Kota Tegal memberikan aksesibilitas yang mudah menuju pusat pemerintahan dan ekonomi kabupaten.
Desa ini memiliki luas wilayah kurang lebih 210 hektar (2,1 km²), yang terbagi menjadi dua dukuh utama, yakni Dukuh Larangan dan Dukuh Karangjati. Wilayahnya memiliki batas-batas administratif yang jelas sebagai berikut:
Sebelah Utara: Laut Jawa
Sebelah Timur: Desa Bongkok
Sebelah Selatan: Desa Kemantran
Sebelah Barat: Desa Padaharja
Batas wilayah ini menempatkan Munjungagung dalam lingkungan yang heterogen, berbatasan langsung dengan laut yang menjadi sumber penghidupan utama sekaligus bertetangga dengan desa-desa agraris dan berkembang lainnya di Kecamatan Kramat. Topografinya yang didominasi dataran rendah pesisir sangat mendukung aktivitas perikanan, baik perikanan tangkap maupun tambak, yang menjadi tulang punggung ekonomi desa.
Demografi dan Kependudukan
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal untuk tahun 2023, jumlah penduduk Desa Munjungagung tercatat sebanyak 6.602 jiwa. Komposisi penduduk ini terdiri dari 3.326 penduduk laki-laki dan 3.276 penduduk perempuan, menunjukkan rasio gender yang relatif seimbang.
Dengan luas wilayah sekitar 2,1 km², kepadatan penduduk Desa Munjungagung mencapai angka 3.143 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, mencerminkan pemusatan permukiman penduduk di sepanjang kawasan pesisir dan jalur utama desa. Tingginya kepadatan ini menjadi tantangan sekaligus potensi dalam hal penyediaan layanan publik, perumahan dan pengelolaan sumber daya alam. Struktur demografi ini juga didominasi oleh usia produktif, yang sebagian besar terserap dalam sektor perikanan dan sektor informal lainnya yang berkembang seiring denyut nadi ekonomi pesisir.
Potensi Ekonomi: Dari Laut hingga Darat
Perekonomian Desa Munjungagung berpusat pada sektor perikanan. Sebagai desa nelayan, sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan tangkap, pemilik perahu, pekerja di tempat pelelangan ikan (TPI), serta pengolah hasil laut. Aktivitas melaut menjadi pemandangan sehari-hari, di mana perahu-perahu nelayan berangkat pada malam atau dini hari dan kembali dengan hasil tangkapan yang menjadi komoditas utama. Hasil laut yang umum didapatkan mencakup berbagai jenis ikan, cumi-cumi, hingga rajungan yang dipasarkan baik untuk konsumsi lokal maupun dikirim ke luar daerah.
Tradisi bahari ini diperkuat oleh budaya komunal yang kental, seperti tradisi "Sedekah Laut" atau "Nyadran" yang diadakan setiap tahun. Ritual ini bukan hanya upacara adat, melainkan juga representasi rasa syukur kolektif para nelayan atas rezeki yang diberikan laut, sekaligus menjadi simbol harapan untuk keselamatan dan kelimpahan hasil di masa mendatang. Acara ini sering kali menjadi daya tarik budaya yang mampu mengundang partisipasi luas dari masyarakat sekitar.
Selain perikanan tangkap, sektor perikanan budidaya melalui tambak juga mulai berkembang, terutama untuk komoditas seperti ikan lele dan bandeng. Upaya diversifikasi produk pun mulai digalakkan. Inisiatif dari berbagai pihak, termasuk program pemberdayaan oleh mahasiswa seperti yang pernah dilakukan oleh mahasiswa KKN UNNES, telah memperkenalkan inovasi pengolahan hasil perikanan, misalnya pembuatan nuget lele. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan nilai jual produk, membuka peluang wirausaha baru bagi ibu-ibu rumah tangga, dan mengurangi ketergantungan pada penjualan bahan mentah yang harganya fluktuatif.
Keberadaan perusahaan-perusahaan besar seperti gudang milik Bulog dan Sampoerna di wilayah desa juga memberikan dampak ekonomi tersendiri. Kehadiran fasilitas ini membuka lapangan kerja di luar sektor perikanan dan menandakan bahwa Munjungagung merupakan lokasi yang strategis untuk kegiatan logistik dan distribusi.
Infrastruktur dan Layanan Publik
Posisi Desa Munjungagung yang dilalui oleh Jalan Raya Pantura merupakan keuntungan infrastruktur yang signifikan. Akses jalan utama ini menjadikan desa sangat mudah dijangkau dan berperan sebagai jalur transit yang ramai, yang pada gilirannya turut mendorong munculnya berbagai usaha di sepanjang jalan seperti warung makan, toko kelontong, dan jasa lainnya.
Pemerintah desa secara aktif terus melakukan pembangunan infrastruktur pendukung. Program seperti pengaspalan jalan di lingkungan permukiman, misalnya di wilayah RW 04 RT 03, menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup dan mobilitas warga. Selain infrastruktur fisik, layanan publik juga menjadi perhatian. Balai desa berfungsi sebagai pusat administrasi dan pelayanan masyarakat. Terdapat juga fasilitas pendidikan dasar seperti sekolah dasar dan lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) untuk memenuhi kebutuhan pendidikan warga.
Di bidang kesehatan, Puskesmas Kramat dan Posyandu yang aktif di desa memberikan layanan kesehatan dasar, program vaksinasi, serta penyuluhan seperti pencegahan stunting dan sosialisasi penyakit menular. Program-program pemerintah seperti penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) juga berjalan secara terorganisir untuk menopang kesejahteraan warga yang membutuhkan. Lebih lanjut, pemerintah desa bersama lembaga terkait giat melakukan program sosialisasi, mulai dari program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) hingga keselamatan berlalu lintas, yang semuanya bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan tata kelola desa.
Pariwisata dan Budaya Lokal
Sektor pariwisata menjadi salah satu potensi paling menonjol di Desa Munjungagung, dengan Pantai Larangan sebagai ikon utamanya. Pantai ini merupakan destinasi wisata alternatif bagi masyarakat Tegal dan sekitarnya yang mencari suasana pantai yang lebih alami. Pemerintah Desa Munjungagung menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan objek wisata ini, salah satunya dengan membangun gerbang masuk yang representatif pada akhir tahun 2021 untuk menyambut pengunjung dan mempertegas identitas Pantai Larangan sebagai destinasi wisata unggulan.
Berbagai kegiatan komunal dan inisiatif dari instansi eksternal turut mendukung kebersihan dan kelestarian pantai. Kegiatan bersih pantai yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Satuan Polisi Air Udara (Satpolairud) Polres Tegal dan Dinas Lingkungan Hidup, secara rutin dilaksanakan. Upaya ini tidak hanya menjaga keindahan pantai tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat dan pengunjung.
Kombinasi antara keindahan alam pantai, aktivitas nelayan yang otentik, serta kuliner khas pesisir menjadikan Pantai Larangan memiliki paket wisata yang komplit. Pengunjung dapat menikmati pemandangan laut, menyaksikan kesibukan para nelayan, sekaligus mencicipi hidangan laut segar yang dijual di warung-warung sekitar pantai. Dengan pengelolaan yang semakin profesional dan promosi yang konsisten, Pantai Larangan berpotensi besar untuk menjadi salah satu pilar ekonomi baru bagi Desa Munjungagung, berdampingan dengan sektor perikanan yang telah lebih dulu mapan.